Senin, 26 Mei 2014

Materi Kelas XI bab 8

Melaksanakan Firman Tuhan dengan Iman dan Syukur


A.     Landasan Pemikiran
Kitab Suci agama dan kepercayaan merupakan pedoman bagi hidup umat beriman. Mereka percaya bahwa melalui kitab suci dan kitab ajaran Tuhan menyampaikan firmanNya. Umat beriman itu sendiri menerima firman dengan cara membaca atau mendengarkan. Dengan firmannya, Tuhan mendekati dan menyapa manusia. Umat beriman percaya bahwa dengan firman itu Tuhan menghendaki agar semua orang diselamatkan, mendapatkan kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
Bila firman Tuhan yang disampaikan melalui berbagai jalan itu diterima, diyakini, dan dihayati, pada hakikatnya terjadi relasi personal timbal balik antara Tuhan dan orang yang menerima, yang menyakini, dan yang menghayatinya. Firman Tuhan mendekati orang, dan orang menyambutnya dengan iman. Firman Tuhan tidak cukup ditanggapi hanya dengan menerima dan meyakini, namun harus diwujudkan secara konkret dalam kehidupannya sehari-hari dengan komitmen hati dan sikap hati yang baik, perbuatan baik, pelayanan, pengabdian, perbuatan takwa, dan sebagainya. Dengan kata lain, orang perlu menanggapi firman secara lahir dan batin, dan tanggapannya harus terwujud dalam sikap hidup dan perbuatan keseharian secara konkret. Inilah tanda bahwa umat beriman melaksanakan firman Tuhan itu dengan penuh rasa syukur. Orang menemukan jalan untuk menemukan dan mengarahkan hubungannya dengan Tuhan dalam realitas dunia. Akhirnya, orang diajak untuk melihat bahwa ada yang "lebih besar dan penuh kuasa" yang mengatasi hidupnya, yakni Tuhan, sehingga orang menyerahkan seluruh hidupnya dan menjawab dengan sungguh-sungguh panggilan Tuhan melalui firman yang diterima dengan penyerahan diri. Dalam penyerahan diri ini, orang mempunyai sikap dasar untuk tetap taat melakukan segala kehendak-Nya. Kepatuhan ini akan membawa orang kepada kesalehan hidup. Maka sikap taqwa kepada Tuhan tidak sekedar taat beribadah namun lebih pada penyerahan diri secara total pada kehendak Tuhan. "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu"
Pada dasarnya, orang dianugerahi kebebasan untuk memilih, apakah mau percaya atau tidak percaya pada firman yang disampaikan kepadanya. Orang bebas menentukan sikap terhadap cinta Tuhan itu sehingga orang bebas memilih agama dan kepercayaan yang akan dianut. Tuhan juga memberikan kemerdekaan yang seluas-luasnya bagi semua orang untuk menanggapi karsa dan cintaNya, melalui berbagai cara dan jalan.
 Dalam realitas masyarakat, kebebasan ini belum dihargai dan belum terwujud secara konkret, masih ada kecurigaan antar pemeluk agama dan kepercayaan yang berbeda, karena orang beranggapan bahwa ajaran agama dan kepercayaannya sendiri yang paling benar. Padahal semua ajaran aga­ma dan kepercayaan mengandung ajaran dan nilai-nilai yang baik. Semua menjunjung tinggi martabat manusia sebagai kenyataan yang luhur. Selain itu, firman Tuhan yang tertuang dalam berbagai kitab suci atau ajaran agama dan kepercayaan di dunia ini mengajarkan bagaimana orang hidup seturut jalan Tuhan dan kebaikan abadi. Tidak ada yang menyangkal bahwa firman Tuhan itu menjadi dasar ajaran agama dan kepercayaan, yang mempertemukan suatu kenyataan tunggal, yaitu keselamatan dan kebaikan semua orang.


B. Pandangan Agama-agama dunia
1. Agama Islam
Alquranul Karim ialah Kalamullah (Firman Allah) yang diwahyukan kepada Rasulnya (Nabi Muhammad SAW), yang dipandang beribadah kalau dibaca dan harus dijadikan pedoman hidup seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Keluarga bersikap dan berperilaku sesuai ajaran Alquran, maka keluarga itu disebut keluarga yang Qurani. Keluarga Qurani tentu memiliki jalan hidup berkeluarga sesuai ajaran Alquran, yaitu membentuk keluarga yang memperoleh ridha Allah dan memperoleh kesejahteraan dunia serta akhirat. Keluarga yang demikian tentu menjalin hubungan baik dengan Allah SWT, yaitu dengan jalan bertakwa kepada-Nya. 

2. Agama Kristen
Alkitab adalah firman Allah, bukan dalam arti bahwa kata demi kata di dalamnya diucapkan atau dikirim oleh Allah dari surga, melainkan dalam arti bahwa tulisan yang terhimpun di dalamnya dipakai oleh Allah sebagai alat dalam pekerjaan penyelamatan-Nya. Jadi, hidup Gereja mempergunakan Alkitab sebagai pedoman dasariahnya untuk hidup, artinya Gereja mempergunakan Alkitab untuk tugasnya memberitakan penyelamatan Allah.
Iman dipahami sebagai sikap dan tindakan manusia yang percaya kepada kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus. Percaya (to believe) dan mempercayakan diri (to trust) adalah sikap dan tindakan Manusia yang mau mengarahkan, mengandalkan hidup kepada Allah dan dalam Allah. Sikap manusia yang selalu ingin bersekutu dengan Allah. Dalam iman ini terkandung ketaatan kepada Allah, yaitu sikap percaya kepada Allah. Dasar dari iman adalah pengetahuan tentang Allah yang menyatakan diri-Nya dalam Yesus Kristus. 
3. Agama Hindu
Seperti halnya setiap ajaran agama memberikan tuntunan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan umat ; manusia lahir dan batin dan diyaakini pula bahwa ajaran agama itu bersumber pada kitab suci, demikian  pula umat Hindu yakin bahwa kitab sucinya itu merupakan wahyu atau sabda Tuhan Yang Maha Esa  yang disebut Sruti yang artinya yang didengar (revealed teachings). Veda sebagai himpunan sabda atau wahyu berasal dari: Apauruseya yang artinya bukan dari Purusa atau manusia, sebab para Resi penerima wahyu berfungsi hanya sebagai instrumen,(sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk rnenyampaikan ajaran suci-Nya.  
4. Agama Katolik 
 Iman adalah jawaban atas panggilan yang diterima dengan penuh percaya. Dengan menanggapi panggilan/tawaran kasih Allah, orang dituntun dan diterangi oleh Roh Kudus sehingga semakin mengerti dan memahami semakin besarnya cinta kasih. Iman juga berarti keutamaan adikodrati, artinya suatu rahmat ilahi yang tidak bisa dilakukan manusia atas kekuatannya sendiri.
 Melalui materi pokok ini, siswa-siswi SMA/SMK diharapkan semakin termotivasi untuk tekun membaca dan mempelajari kitab suci atau ajaran agama dan kepercayaannya. Mereka yang melaksanakan ajaran kitab suci atau ajaran agama dan kepercayaan sebatas rutinitas dan sekadar menaati aturan-aturan, diharapkan semakin meningkatkan kesadarannya untuk melaksanakan ajaran karena cintanya akan firman Tuhan. Dengan demikian, dalam diri mereka diharapkan semakin tumbuh dan berkembang kehidupan iman takwa, dan syukurnya berdasarkan firman tuhan atau ajaran agama dan kepercayaan masing – masing.

Sumber pustaka: Komisi Kateketik KAS dan Majelis Pendidikan Katolik KAS, Pendidikan Religiositas untuk SMA kelas 2, Tuhan Mendekati Manusia, Yogyakarta, Kanisius, 2005, hlm.51-55. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar