Minggu, 02 Agustus 2015

Rangkuman Materi Kelas XII Bab I: Panggilan Hidup

RANGKUMAN MATERI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS XII

KOMPETENSI DASAR
1.1.  Menghayati panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam  menjawab panggilan hidup tersebut
2.1. Berperilaku tanggung jawab  pada  panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam  menjawab panggilan hidup tersebut
3.1 Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam  menjawab panggilan hidup tersebut
4.1 Melaksanakan panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam  menjawab panggilan hidup tersebut

A.     PEMAKNAAN HIDUP
Manusia pada hakikatnya diciptakan oleh Allah yang Maha Kuasa dengan segala rencana-Nya, yakni karya keselamatan dalam hidupnya. Manusia menjadi objek dan subjek dari rencana Tuhan itu. Oleh karena itu, pribadi manusia mempunyai peran sentral bagi terwujudnya Kerajaan Allah. Dengan demikian manusia dipanggil untuk ikut serta bekerja bersama Allah, mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Itulah makna dari panggilan hidup manusia.
Sejak awal mula, manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, memiliki  kesempurnaan yang paling tinggi di banding mahkluk ciptaan yang lain. Itu menunjukkan bahwa manusia adalah harta kesayangan Allah, mahkluk paling sempurna, dipanggil dan diikutsertakan dalam karya Allah, yakni mengembangkan dan menyempurnakan kehidupan. Oleh karena itu, hidup manusia semata-mata merupaka anugerah Allah yang harus dipertanggungjawabkan. Ada tiga kategori bentuk pertanggungjawaban atas hidup manusia, yakni mempertahankan hidup (menghormati, menjaga, merawat, memelihara hidup), memaknai hidup (berperanan, aktivitas, karya, pelayanan) dan mengembangkan hidup (mencapai kemajuan, prestasi, belajar tiada henti). Pada prinsipnya, hidup yang merupakan anugerah itu harus disyukuri dan dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya. Sebagaimana diungkapkan oleh Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Roma (Rom.14: 10-12) sebagai berikut:


10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah. 11 Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah." 12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.



Simaklah syair lagu “Masih ada Waktu” (Ebiet G Ade) berikut ini:
Bila masih mungkin kita menorehkan batin,atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas,
Mumpung masih ada kesempatan buat kita, Mengumpulkan doa perjalanan abadi.
Kita mesti ingat tragedi yang memilukan, Kenapa harus mereka yang pergi menghadap
Tentu ada hikmah yang harus kita petik,Atas nama jiwa mengheningkan cipta.

**. Kita meski bersyukur, Bahwa kita masih di beri waktu, Entah sampai kapan, Tak ada yang dapat menghitung
Hanya atas kasihNya, Hanya atas kehendakMu,Kita masih bertemu matahari, Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang, Kita dapat mencoba meminjam catatannya

Sampai kapan kita berada, Waktu yang masih tersisa,Semuanya menggeleng, Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti,Yang terbaik hanyalah segeralah bersujud, Mumpung kita masih diberi waktu
(kembali ke **)

Syair lagu tersebut mengingatkan kita bahwa hidup ini hanyalah sementara, dan merupakan kesempatan untuk “mengumpulkan bekal” menuju kehidupan yang bersifat abadi. Kita perlu menyadari bahwa antara kelahiran (awal hidup) dan kematian (akhir hidup) terdapat kenyataan, peluang/kesempatan, tawaran, kemungkinan dan segala dinamika yang amat komplek dalam hidup ini. Itulah moment kehidupan yang perlu kita isi dan kita maknai sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta. Dalam rangka pemaknaan hidup, kita dapat menentukan sikap, pilihan atau komitmen terkait dengan status hidup maupun bidang profesi atau karier. Pilihan itu kita tempatkan dalam rangka menanggapi panggilan Tuhan. Untuk menanggapi panggilan hidup inilah, kita akan mengenal dan memahami panggilan hidup berkeluarga, panggilan hidup membiara dan panggilan karya/profesi.



Pendalaman Refleksi:
1.       Apakah maksudnya bahwa hidup ini adalah anugerah?
2.       Hidup yang adalah anugerah ini harus dipertanggungjawabkan kepada sang Pemberi Hidup. Jelaskan dan beri contoh bentuk-bentuk pertanggungjawaban atas hidup ini!
3.       Jelaskan apa yang dimaksud Panggilan Hidup?
4.       Sebagai gambaran awal, cobalah uraikan kehidupan seperti apa yang ingin kamu jalani! Cita-cita, mimpi, harapan seperti apa yang ingin kamu capai dalam kehidupanmu!
 
Sumber:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Siswa, 2015.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Guru, 2015.