Materi Pokok 1
GODAAN MENGINCAR, TUHAN MENOLONG
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa godaan mengincar kehidupan dan Tuhan menolong manusia untuk
mengatasi.
B. Indikator pencapaian
hasil belajar
Pada akhir pembelajaran peserta
didik dapat:
1.
Mengidentifikasi
macam-macam godaan.
2. Menceritakan pengalaman
menghadapi situasi 'sulit' yang membuat dirinya tergoda.
3.
Mendeskripsikan
arti godaan.
4. Mengidentifikasi cara
Tuhan menolong manusia mengatasi godaan.
5. Membuat kegiatan yang
menunjukan perubahan perilaku antarteman dalam rangka menangkal godaan.
6.
Mengevaluasi atas
pelaksanaan kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Sangatlah menggembirakan
bahwa kemajuan dunia, dalam banyak hal, berlangsung cepat dan mengagumkan,
tetapi kita semakin mudah tergoda dengan janji-janji dan harapan-harapan yang
serba mudah untuk mencari kenikmatan hidup. Untuk mencapai semuanya itu, orang
sering melakukan jalan pintas, misalnya korupsi, penipuan, keserakahan,
pelacuran. Bahkan, orang mengejar kehormatan, kemuliaan, kemewahan, kemegahan
atau kemasyhuran, baik bagi dirinya sendiri maupun kelompoknya, dengan jalan
menjual kehormatan pribadi.
Godaan didefinisikan sebagai suatu rangsangan untuk melakukan tindakan
yang kurang pantas atau berbuat dosa. Godaan belum merupakan dosa, asalkan
orang tidak mencarinya atau dengan senang hati mengikutinya. Godaan selalu
berkaitan dengan kepentingan pribadi. Demi kepentingan pribadi itu, orang
sampai hati mengorbankan sesamanya secara tidak manusiawi atau melanggar ajaran
agama dan kepercayaan.
Orang diberi berbagai
tawaran, kemudahan, fasilitas menarik yang menyebabkan orang jatuh ke dalam
godaan yang menyesatkan, kejahatan, bahkan dosa. Aneka godaan ini dapat
dikelompokkan menjadi:
1.
Godaan yang bersifat kenikmatan atau kemewahan: mencuri,
berbohong, berjudi, melihat gambar atau firm porno, mencari kepuasan badani
atau seksual, menggunakan narkoba, minum minuman beralkohol, dan sebagainya.
2. Godaan yang bersifat
kekuasaan: gila kekuasaan, berlaku sebagai diktator atau otoriter, melupakan
kepentingan umum atau rakyat, menindas, mengintimidasi, menakut-nakuti,
memperkaya diri, dan sebagainya.
3. Godaan atas kehormatan
atau kemasyuran: sombong, angkuh, merasa yang terhormat, melihat orang lain
tidak berarti atau meremehkan orang lain, tidak memerlukan bantuan Tuhan, dan sebagainya.
Setiap orang pernah mengalami godaan. Situasi batin orang yang jatuh dalam
godaan biasanya merasa khawatir, bimbang, ragu-ragu, cemas, bersalah, berdosa,
jauh dari Tuhan, tak berani berdoa, tersiksa, stres, dan sebagainya. Orang yang
jatuh dalam godaan biasanya memikirkan dosa, penderitaan abadi atau neraka,
Tuhan yang menghukum, hukum karma, dan sebagainya.
Godaan memiliki ciri-ciri: menyerang sisi lemah manusia,
memberi alasan seolah-olah yang dilakukan adalah baik, memberi tawaran yang
sepertinya baik dan selalu berbuah kejahatan. Godaan selalu bertujuan
menghambat kemajuan orang dalam segala hal. Orang menjadi tidak berani
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan itu. Orang takut gagal
dan dibingungkan oleh kekuatan jahat yang menggodanya.
Sikap semacam ini dapat dilihat pula dalam diri peserta didik-siswi sebagai
orang muda. Dalam masa mudanya ini, mereka tidak saja mengalami perubahan
fisik, tetapi juga perubahan psikis, yakni emosi, keinginan dan kemampuan untuk
berdikari, mulai merencanakan tujuan hidup yang ideal bagi dirinya. Perubahan-perubahan
tersebut sangat mempengaruhi perilaku hidup mereka dalam menghadapi godaan yang
menimpa dirinya. Mereka cenderung lari dari perjuangan hidup dan kesulitan
hidup.
Adapun, usaha yang dapat dikembangkan untuk menghadapi godaan hidup, antara
lain:
1. Bersikap tegas: sikap
menolak tanpa kompromi terhadap godaan, berani dan tanpa ragu-ragu untuk
melangkah. Anda tidak boleh ragu-ragu lagi dalam mengambil keputusan. Orang
bersikap ragu-ragu dapat disebabkan oleh:
a.
Kesulitan mengambil tindakan berdasarkan keputusan itu
sendiri
b.
Pemikiran akan masalah yang dianggap belum lengkap dan
menyeluruh
c.
perasaan takut gagal
d.
keraguan dalam mengambil keputusan, antara fakta dan kata
hati, sehingga takut bertindak.
2. Berprinsip: orang harus
mempunyai prinsip untuk mengatasi godaan,
yaitu mendahulukan prioritas utama yang hendak diambil berdasarkan fakta yang sudah dipertimbangkan.
yaitu mendahulukan prioritas utama yang hendak diambil berdasarkan fakta yang sudah dipertimbangkan.
3. Bersikap kritis: sikap
peka dan hati-hati menghadapi godaan yang ada
dalam dirinya, agar keputusan yang diambil tidak keliru.
dalam dirinya, agar keputusan yang diambil tidak keliru.
4. Bersikap rendah hati,
sebagai ciptaan Tuhan yang terbatas, yang tidak sempurna. Dengan kesadaran ini,
orang diharapkan selalu rendah hati di hadapan Tuhan dan sesamanya, sehingga
rela hidup bergandengan tangan, saling mencintai, dan mau mendengarkan orang
lain meski menyakitkan.
5. Mengikuti
kegiatan-kegiatan rohani, misalnya berdoa, berpuasa, ziarah, membaca kitab
suci, dan sebagainya, untuk menyadari keterbatasannya dan pertolongan Tuhan
dalam mengatasi godaan. Selain itu, orang membuka hati kepada Tuhan Sang
Pencipta, mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan dalam hati, menumpahkan segala
isi hati di hadapan Tuhan dengan segala kekhawatiran dan harapannya.
Semua agama dan kepercayaan menyatakan bahwa godaan akan menyengsarakan orang.
Mengingat akan kelemahannya, maka orang perlu berpegang pada Tuhan karena
Dialah segala-galanya bagi hidupnya, Pencipta dunia dan isinya, Dia sebagai
pusat dan hijuan hidupnya. Tuhan menolong orang untuk mengatasi godaan dengan
berbagai cara, dalam peristiwa hidup sehari-hari. Di satu pihak, orang tidak
dapat mengandalkan kekuatannya sendiri yang terbatas ini. Orang harus mempunyai
kesadaran bahwa pertolongan yang sejati datangnya dari Tuhan. Di lain pihak,
orang harus bersikap tegas untuk mengalahkan godaan, sehingga ketika orang
digoda, dia segera menyadari bahwa godaan sedang menghampirinya dan dia dapat
menolak godaan itu dengan tegas.
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai
agama dan kepercayaan tentang godaan dalam kehidupan manusia.
1. Agama
Islam
Setan
menggoda manusia melalui beberapa pintu masuk, berupa bisikan negatif dalam dada
manusia,
antara lain:
1.
Ambisi yang berlebihan dan
prasangka buruk terhadap Tuhan yang melahirkan budaya mumpung dan kekikiran.
Hal ini diatasi dengan keyakinan terhadap kemurahan hati ilahi serta rasa puas
terhadap hasil usaha maksimal yang halal
2. Gemerlap
duniawi diatasi dengan sikap zuhud dan kesadaran ketidakkonsistenan kehidupan
duniawi.
3.
Merasa lebih dari orang lain
bahwa yang sedang dilakukannya adalah benar dan baik.Hal ini ditutup dengan
kesadaran bahwa penilaian Tuhan ditetapkan dengan memperhatikan keadaan seseorang
hingga akhir usianya.
4.
Memperkecil dosa atau menambah
kebaikan sehingga orang melakukan dosa dengan alasan dosa kecil atau enggan
berbuat baik dengan alasan malu karena amat sederhana. Hal ini ditampik dengan
menyadari bahwa dosa dilakukan terhadap Tuhan dan bahwaTuhan tidak menilai
bentuk perbuatan semata-mata tapi juga niat dan sikap seseorang.
5.
Riya' atau ingin dipuji baik
sebelum, pada saat, maupun sesudah melakukan satu aktivitas. Hal ini dihindari
dengan menyadari bahwa Tuhan tidak menerima amal yang berpamrih.
2. Agama
Buddha
Manusia tidak boleh terhanyut oleh harta benda
karena semua benda adalah tidak kekal (anikka), semua benda adalah
penderitaan (dukkha), dan semua benda tidak mempunyai jati diri yang
terpisah sendiri (anatta). Semua benda tidak kekal maksudnya ialah semua
benda berubah tanpa henti, tidak ada sesuatu pun yang bisa bertahan, tidak
berubah bahkan untuk sekejap saja. Manusia yang berpegang pada benda-benda dan
lekat padanya hanya akan menimbulkan penderitaan. Hal yang harus dilakukan
adalah menghindari perbuatan buruk, melakukan kebajikan, dan menyucikan
pikiran.
Pengamatan pikiran yang penuh nafsu dapat
diperoleh dengan mengamati jenis-jenis pikiran, yang meliputi pikiran atau
gagasan yang salah mengenai kesenangan indria, mengenai objek-objek yang ingin
dimiliki, yang didambakan, dan terhadapnya kita mengikatkan diri; gagasan untuk
menghancurkan orang lain, untuk melukai atau membunuh; gagasan untuk melakukan
sesuatu yang kejam. Sementara itu pikiran yang benar meliputi gagasan yang
berkenaan dengan pelepasan, bebas dari keinginan memiliki benda-benda yang
biasanya didambakan orang; gagasan untuk tidak melakukan hal yang merugikan
orang lain yang timbul dari latihan metta atau kasih sayang.
3. Agama
Katolik
Kalau manusia mau menjamin kesejahteraannya dan
dasar hidupnya dengan dayanya sendiri, maka dari mana ia mengambil sumber untuk
itu? la harus mengambilnya dari manusia yang lain dan dari dunia sekitarnya.
Oleh karena itu, dalam diri manusia berkembang suatu kehausan yang tak terbatas
akan kuasa dan kekayaan. Karena manusia perlu menjamin hidupnya, maka sesama
yang hidup dari sumber yang sama menjadi saingan. Kemudian setiap orang
berusaha menguasai orang lain supaya ia bisa me-lindungi diri terhadap mereka
dan supaya ia memperoleh materiil dari mereka bagi dirinya sendiri.
4. Agama
Kristen
Kisah jatuhnya manusia ke dalam dosa yang tersurat dalam
Kejadian 3:1-24, sebenarnya merupakan bahan refleksi agar manusia senantiasa
waspada agar tidak tergoda untuk menuruti keinginan melepaskan diri dari
keterpautan dan ketaatannya kepada Allah. Beberapa cara yang dilakukan penggoda
supaya manusia melanggar perintah Allah, yaitu
1.
Membangkitkan keraguan (Kejadian 3:1-2);
2.
Memutarbalikkan firman Allah (Kejadian 3:4-5);
3.
Membangkitkan keinginan seakan melanggar perintah Allah akan membuat dirinya
menjadi seperti Allah.(Kejadian 3:6).
5. Agama
Hindu
Hanya awidya
(kurang bijaksana) menyebabkan manusia terikat oleh benda-benda keduniawian.
Kalau direnungkan justru manusia sering diombangambingkan oleh pasang surut
gelombang benda duniawi yang menimbulkan perasaan duka, iri hati, marah, gelap,
dan Iain-lain. Oleh karena itu, sungguh sia-sia andaikata manusia terikat oleh
benda kenikmatan duniawi yang sering menggoncangkan hidup dan ketenteraman
sukmanya.
Kehidupan peserta didik-siswi SMA/SMK tidak lepas dari berbagai godaan.
Godaan yang menyebabkan mereka jatuh dalam kesalahan dan kejahatan, mulai dari
hal-hal kecil dan sederhana. Lama-kelamaan mereka menjadi masa bodoh dengan
hati nurani, ajaran yang baik, dan bahkan mencari jalan pintas untuk mewujudkan
keinginannya, misalnya memperoleh nilai baik dengan mencontek, memiliki uang
dengan berbohong kepada orang tua atau meng-gunakan uang SPP, mengatasi masalah
dengan minum minuman keras atau mengkonsumsi narkoba, dan sebagainya.
Melalui materi pokok ini, mereka diajak untuk makin menyadari bahwa godaan
itu ada dalam kehidupan setiap orang, dengan segala bentuknya. Dengan bersandar
pada pertolongan Tuhan dan sikap tegas, orang dapat mengenali godaan yang
datang dan mencoba untuk mengatasinya.
Latihan
I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini
dengan uraian yang jelas !
- Identifikasikan macam-macam godaan!
- Ceritakan pengalaman Anda dalam menghadapi
situasi 'sulit' yang membuat diri
Anda tergoda! - Deskripsikan arti godaan?
- Berilah
contoh teks atau cerita kitab suci agama dan kitab ajaran kepercayaan yang
berkaitan dengan cara Tuhan menolong manusia mengatasi godaan? - Sebutkan 5 (lima) usaha yang perlu di kembangkan dalam menghadapi godaan hidup!
- Jelaskan ciri-ciri godaan!
- Mengapa godaan berkaitan denga kepentingan pribadi !
- Menurut agama Kristen, sebutkan beberapa cara yang dilakukan penggoda supaya manusia melanggar perintah Allah!
- Menurut agama budha semua benda tidak kekal. Jelaskan maksudnya !
- Jelaskan cara Tuhan membantu manusia mengatasi godaan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar