B. PANGGILAN
HIDUP BERKELUARGA
Hidup
berkeluarga atau perkawinan bagi orang dewasa merupakan pilihan jalan hidup. Perkawinan
adalah persekutuan yang khas antara laki-laki dan perempuan di mana mereka
saling mengisi dan menyempurnakan, sehingga mereka dapat menjadi kepala
keluarga dan hati keluarga yang penuh demi mencapai kebahagiaan. Hidup
berkeluarga yang diawali dengan perkawinan merupakan panggilan hidup, yakni
panggilan untuk menjadi rekan kerja Allah dalam melangsungkan karya
penciptaan-Nya demi perkembangan hidup dan berlangsungnya generasi hidup
manusia.
Perkawinan
merupakan persekutuan cinta antara pria dan wanita yang secara sadar dan bebas
menyerahkan diri beserta segala kemampuannya untuk selamanya. Dalam penyerahan
itu suami istri berusaha makin saling menyempurnakan dan saling membantu. Hanya dalam suasana saling menghormati dan
menerima inilah, dalam keadaan manapun juga, persekutuan cinta dapat berkembang
hingga tercapai kesatuan hati yang dicita-citakan.
1. Berbagai pandangan tentang
perkawinan:
a.
Pandangan Tradisional: Perkawinan
adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan, antara keluarga laki-laki dan
keluarga perempuan.
b.
Pandangan Sosial: Perkawinan
adalah persekutuan hidup yang mempunyai bentuk, tujuan dan hubungan yang
khusus. Suami-istri akan mencapai kesempurnaan dan kepenuhannya sebagai
manusia. Menjadi bapak dan ibu dan hidup di tengah masyarakat.
c.
Pandangan Hukum: Perkawinan
adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan, dan perjanjian antara kerabat
laki-laki dan kerabat perempuan. Perjanjian di depan masyarakat agama dan
Negara yang membuat perkawinan menjadi SAH.
d.
Pandangan Antropologis:
Perkawinan adalah persekutuan CINTA; sebuah jalinan persekutuan yang diawali
dengan CINTA, berkembang atas dasar CINTA dan bahagia karena CINTA.
2. Makna Hidup Berkeluarga
Keluarga
adalah sekolah kemanusiaan. Namun supaya kehidupan dan perutusan keluarga dapat
mencapai kepenuhan, dituntut komunikasi batin yang baik, yang ikhlas dalam
pendidikan anak. Keluarga adalah tempat pendidikan untuk memperkaya kemanusiaan.
a.
Tugas dan tanggungjawab seorang suami/bapak
Suami sebagai
kepala keluarga: harus bisa memberi nafkah lahir-batin kepada istri
dan keluarga. Mencari nafkah adalah tugas pokok seorang suami, sedapatnya tidak
terlalu dibebankan kepada istri dan anak-anak. Maka seorang suami harus
memiliki pekerjaan. Suami sebagai partner istri, suami hendaknya menjadi mitra dari
istrinya. Pada masa sekarang inibanyak wanita yang menjadi wanita karier, maka
perlulah suami menjadi pendamping, penyokong dan pemberi semangat baginya. Suami
sebagai pendidik, tugas mendidik anak bukan hanya tanggunggjawab
istri/ibu, melainkan juga tanggungjawab suami/bapak. Sosok ayah bagi seorang
anak tidak pernah tergantikan. Ayah menjadi figure teladan/panutan bagi
anak-anaknya.
b.
Tugas dan tanggung jawab seorang istri/ibu
Istri sebagai hati
dalam keluarga. Sebagai hati keluarga, istri/ibu menciptakan suasana
kasih saying, ketentraman, keindahan, dan keharmonisan dalam keluarga. Istri
sebagai mitra dari suami. Sebagai mitra, istri dapat membantu suami
dalam tugas dan kariernya. Bantuan yang dimaksudkan disini seperti memberikan
sumbangan saran, dan dukungan moril. Istri sebagai pendidik, ibu/istri
merupakan pendidik yang pertama dan utama dari anak-anaknya. Hal ini berarti ibu adalah pendidik yang
ulung.
c.
Kewajiban anak terhadap Orangtua
Beberapa
hal dasar yang menjadi kewajibananak terhadap orangtua adalah: mengasihi
orangtua, bersikap dan berperilaku penuh syukur serta bersikap/berperilaku
hormat kepada orangtua.
3. Cinta Kasih dan Komunikasi dalam Keluarga
Pentingnya
cinta dalam hidup manusia. Inti ajaran Kristen adalah
Cinta KAsih. “Hendaknya kamu saling mencintai seperti Aku telah mencintai kamu”
(Yoh.15:12). Cinta membahagiakan orang dan memungkinkan manusia berkembang
secara sehat dan seimbang. Cinta yangjujur dan persahabatan sejati antar manusia
memungkinkan perwujudan diri yang sehat dan seimbang, menghindar gangguan
psikis dan dapat menyembuhkan orang yang menderita sakit jiwa.
Membina
cinta dalam keluarga. Tujuan perkawinan
pertama-tama adalah membina cinta kasih ntara suami-istri, menjalin hubungan
perasaan yang mesra antara kedua partner yang ingin hidup bersama untuk
selama-lamanya.
Komunikasi
dalam Keluarga. Berkomunikasi berarti menyampaikan pikiran,dan
perasaan kita kepada orang lain.
Berkomunikasi tentang hal-hal yang sama-sama diketahui dan dirasakan akan
terasa jauh lebih mudah. Dalam berkomunikasi ada banyak hal yang harus
diperhatikan, antara lain saling mendengarkan dan saling terbuka. Mendengarkan:
Semua orang yang tidak tuli bisa mendengarkan. Tetapi yang bisa mendengar belum
tentu pandai mendengarkan. Mendengarkan suatu komunikasi harus dilakukan dengan
pikiran dan hati serta segenap indra diarahkan kepada si pembicara. Keterbukaan. Orang yang mau senantiasa
tumbuh sesuai dengan jaman adalah orang yang terbuka untuk menerima masukan
dari orang lain, merenungkannya dengan serius, dan mengubah diri bila perubahan
dianggapnya sebagai pertumbuhan kearah kemajuan. Terbuka untuk menyatakan dan
terbuka untuk mendengarkan. Terbuka untuk menyatakan diri dengan jujur, terbuka
pula untuk menerima orang lain sebagaimana adanya.
PERTANYAAN REFLEKTIF
1.
Apa makna keluarga bagi Anda!
2.
Apa manfaat komunikasi dalam keluarga!
3.
Apa peran suami/bapak, istri/ibu serta anak dalam
keluarga?
4.
Apakah pandangan sosial mengenai perkawinan?
5.
Jelaskan pentingnya cinta kasih dalam keluarga!
|
Sumber:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Siswa, 2015.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Guru, 2015.
3. Foto: Dokumen Pribadi
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Siswa, 2015.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Guru, 2015.
3. Foto: Dokumen Pribadi