Rabu, 26 November 2014

Materi Religiositas Kelas XII Bab 4: Iman Membarui Hidup Sosial

Materi Pokok 4
IMAN MEMBARUI HIDUP SOSIAL
 

A.    Kompetensi Dasar
Memahami bahwa iman membarui hidup sosial

B.     Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran peserta didik-siswi dapat:
1.       Mendeskripsikan situasi hidup sosial yang memprihatinkan.
2.       Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup sosial.
3.       Menjelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pem­baruan sosial.
4.       Menjelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk membarui hidup sosial.
5.       Merancang dan melaksanakan sebuah gerakan yang mengubah situasi sosial di lingkungan sekitar.
6.       Membuat laporan atas kegiatan.

C.    Landasan Pemikiran
Tidak dapat dipungkiri bahwa hasil pembangunan yang sangat maju sudah merambah di segala bidang kehidupan masyarakat, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), baik di sektor telekomunikasi, pengolahan pangan, produksi sandang, pembangunan gedung dan sebagainya. Kemajuan ini tentu membawa dampak positif dan negatif bagi manusia. Dampak positif itu, antara lain:
1.       Membawa orang lebih dekat kepada Tuhan.
2.       Mendekatkan orang yang satu dengan yang lain berkat keajaiban alat komunikasi dan transportasi.
3.       Menciptakan kemudahan untuk memperoleh sandang, pangan, dan berbagai kesenangan.
Selain dampak positif itu, ada dampak yang memprihatinkan, antara lain:
1.       Bidang politik: birokrasi berbelit-belit, kepentingan pribadi atau golongan berada di belakang keputusan politik, merosotnya supremasi hukum, dan sebagainya.
2.       Bidang ekonomi: pengangguran, eksploitasi tenaga kerja anak, kemiskinan, melebarnya jurang kaya-miskin, utang negara menumpuk, dan se­bagainya.
3.       Bidang sosial budaya: urbanisasi, enggan bekerja kasar, konsumerisme, tingginya tindak kriminalitas, paternalisme, mentalitas KKN, dan se­bagainya.
4.       Bidang agama: kemerosotan moral, penghayatan iman secara sempit, pengabaian nilai-nilai keagamaan, dan sebagainya.
Sebagian besar masyarakat kita merupakan masyarakat transisi, yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat industri dan komunikasi modern, dengan akibat segi material lebih dominan daripada segi spiritual; berkembang sikap individualistis, materialistis, konsumeristis, dan hedonistis; timbul pendangkalan atau krisis nilai, disorientasi hidup, keserakahan, kesewenang-wenangan yang menginjak-injak martabat pribadi dan sebagainya. Berhadapan dengan kenyataan semacam ini, iman ditantang untuk memainkan peranan yang penting.
Selain itu, usaha untuk menciptakan masyarakat madani (civil society) atau masyarakat warga negara bukan hal yang mudah untuk dilakukan, perlu kemauan dan perjuangan yang panjang untuk meraihnya. Munculah berbagai gerakan baik yang bersifat pribadi maupun kelompok, yang berkepentingan untuk menjawab terwujudnya masyarakat madani tersebut, dan gerakan ini tidak memperhitungkan perbedaan latar belakang orang atau kelompok. Misalnya, YSS (Yayasan Sosial Soegijapranata), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), SPPQT (Serikat Paguyuban Petani Qariyah Thayyibah), Gerakan Kemanusiaan Tragedi Sampit, GEMARI (Forum Dialog Generasi antar Iman), FPUB (Forum Persaudaraan Umat Beriman) Yogyakarta, Komunitas Tikar Pandan, dan sebagainya. Gerakan-gerakan yang ada ini dimaksudkan untuk mengupayakan terwujudnya masyarakat madani. Masyarakat madani, yang memiliki aneka perbedaan tetapi hidup dalam kebersamaan, tidak mungkin terbentuk tanpa prinsip toleransi atas pluralisme, yang mengakui dan menerima kenyataan adanya kemajemukan dalam masyarakat. Pengakuan dan penerimaan ini harus diteruskan dengan sikap positif, sehingga kemajemukan diterima bukan sebagai kerugian dan beban, tetapi sebagai keuntungan dan kekayaan. Di sini, pluralisme dipahami sebagai ikatan atas keanekaragaman yang dibingkai dalam keberadaban.
Masyarakat madani menuntut adanya hubungan saling menghormati dan menghargai satu sama lain dalam masyarakat. Kesepakatan - kesepakatan harus dibina dalam mengusahakan pembangunan masyarakat madani, khususnya membela golongan lemah, menggairahkan perbuatan baik untuk sesama, dan menguatkan sikap saling pengertian antara semua warga. Dalam masyarakat madani (civil society) ada hak asasi manusia (civil rights) dan kebebasan manusia (civilliberties), yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Civil rights menunjuk pada pengertian bahwa negara menjamin warga negara memperoleh perlindungan hukum dan kesempatan yang sama untuk melaksanakan hak-hak kewarganegaraannya dan mengambil bagian dalam kehidupan nasional tanpa memandang ras, agama, jenis kelamin, dan sebagainya. Civilliberties menunjuk pada pengertian bahwa negara menjamin kebebasan berbicara, pers, agama, proses hukum, dan pembatasan atas kekuasaan negara untuk mencegah terjadinya pengekangan atau pendiktean atas kegiatan-kegiatan individu.
Ajaran agama dan kepercayaan bukan hanya teori yang merumuskan iman, tetapi mengarahkan perilaku orang beriman untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan dalam hidup sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok, sebagai wujud konkret imannya dan tanggung jawabnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Betapa pentingnya setiap agama dan kepercayaan, terutama umat dan pemukanya, memiliki pengertian, kepekaan, kesadaran, dan pengetahuan tentang keadaan masyarakat, khususnya masalah-masalah sosial. Orang beriman diharapkan berani membarui masalah-masalah sosial yang ada, karena kedekatannya dengan Tuhan yang menjadi pendorong atau kekuatan melakukan tindakan tersebut. Orang beriman diharapkan berani mempertanggungjawabkan iman, harapan, dan kasihnya, baik kepada orang lain maupun di hadapan Tuhan. Dengan demikian, orang beriman diharapkan mewujudkan imannya secara konkret dalam hidup sehari-hari, yang tampak dalam:
1.       Keterlibatan langsung dengan masalah-masalah sosial yang memprihatinkan.
2.       Keberanian untuk memberikan kesaksian akan nilai-nilai luhur kehidupan, misalnya cinta kasih, perdamaian, keadilan, saling menghormati, menghargai hak milik, dan sebagainya.
3.       Keberanian untuk menanggung risiko karena perjuangannya memulihkan martabat manusia.
Menolong siapapun, tanpa memandang latar belakangnya. Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang imanmem-barui hidup sosial. Anda juga dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda :
1. Agama Islam
Islam menghendaki agar masyarakat manusia itu hidup aman, tenteram dan damai, serta sejahtera baik lahir maupun batin di bawah naungan  Ilahi. Agar kehendak yang mulia tersebut terwujud, sudah tentu setiap anggota dalam masyarakat, terlebih-lebih para pemimpinnya, harus melaksanakan tugas dan kewajiban hidup bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.

  1. Agama Katolik
Kristus mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya. Baik laki-laki maupun perempuan diinisiasikan ke dalam perjanjian baru dengan satu upacara yang sama, yakni pembaptisan, sehingga boleh mengambil bagian dalam perjamuan ekaristi secara sama sederajat. Inilah perubahan-perubahan faktual, dengan konsekuensi yang amat besar. Karena kita semua satu dalam Kristus, maka setiap orang dapat melihat dirinya dicerminkan dalam Kristus. Apa pun status sosial kita atau warna kulit kita atau asal-usul kita, Kristus telah menjadi ciptaan baru .

4.       Agama Kristen
            Setiap orang yang telah belajar mengenal Kristus, dan menerima pengajaran di dalam Dia, mengenakan manusia baru yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya, yaitu
1.      Membuang dusta dan berkata yang benar seorang kepada yang lain;
2.      Apabila marah tidak berbuat dosa dan tidak menyimpan kemarahan;
3.      Tidak lagi suka mencuri tetapi bekerja keras supaya dapat membagi sesuatu kepada
      orang yang berkekurangan;
4.      Menjaga mulutnya agar tidak mengeluarkan kata-kata yang kotor, tetapi perkataan
      yang baik dan membangun;
5.      Membuang segala kepahitan, kegeraman, kema­rahan, pertikaian, dan fitnah serta
      segala kejahatan,
6.      Ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.

5.       Agama Hindu
            Para dewa tidak menghendaki kelaparan itu menjadikan kita mati. Orang yang makan yang baik-baik itu tak akan ditimpa kematian dalam berbagai bentuk. Orang yang murah hati, tidak akan merana, sedangkan yang tidak suka berderma tidak akan mendapatkan yang suka padanya.
Orang yang mempunyai makanan, ketika seseorang yang memerlukannya datang minta makanan untuk dimakan dalam keadaan menyedihkan, ia bersikap kaku terhadapnya bahkan pula terhadap orang tua yang datang untuk minta ditolong, maka orang-orang yang demikian itu tidak akan mendapatkan teman yang suka padanya.

6.       Agama Buddha
      Kemajuan sosial (Silabhavana) adalah perkembangan hubungan dan lingkungan sosial antarma-nusia yang baik. Hal ini bisa diperoleh apabila seseorang melaksanakan peraturan (sila) dan mengikuti ajaran Budha dalam hal mewujudkan keadilan sosial. Kehidupan lintas budaya dapat menimbulkan permasalahan penyempitan dan pemiskinan cakrawala wawasan agama seseorang. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi setiap umat Budha untuk mendorong dan memperkuat dirinya masing-masing dalam keyakinan Dhama.
Budha Dhama mengajarkan kepada kita untuk melayani orang banyak, sebagai perjuangan dan pengabdian kita untuk meringankan penderitaan umat manusia, untuk mengembangkan kehidupan beragama dan disiplin keagamaan. Dengan melaksanakan kebajikan-kebajikan tersebut bukan saja berarti hidup baik dan agamis tetapi juga berarti menolong kepada sesama untuk bisa hidup damai dan sejahtera. Melaksanakan kebajikan ini adalah tujuan yang harus dapat kita capai demi keberhasilan kita dalam menghayati dan mengamalkan agama.
      Dalam kehidupannya sehari-hari, peserta didik-siswi dirasa kurang peduli terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya, misalnya kecenderungan bersikap diam, tidakmau tahu, dan bahkan merasa terbebani hidupnya bila membantu teman yang mengalami kesulitan, menghapus budaya menyontek, terlibat aksi donor darah, mencegah perkelahian pelajar, pemberan-tasan narkoba.
      Melalui materi pokok ini, mereka diajak untuk menyadari bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan akan menimbulkan daya atau kekuatan untuk terlibat dalam membarui keadaan sosial yang memprihatinkan.

Latihan

I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas !

  1. Sebutkan situasi sosial yang memprihatinkan di masyarakat!
  2. Sebutkan usaha Anda untuk membarui hidup pribadi!
  3. Jelaskan peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial!
  4. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pri­badi dengan Tuhan membawa daya rohani untuk membarui hidup sosial!
  5. Sebutkan dampak positif dari kemajuan IPTEK !
  6. Sebutkan dampak negative dari kemajuan IPTEK !
  7. Bagaiaman cara umat beragama Islam mewujudkan kedamaian ?
  8. Sebutkan usaha Kristus yang mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya
  9. Jelaskan arti dari Kemajuan sosial (Sila-bhavana) dalam agama Budha !
  10. Buatlah penilaian atau tanggapan atas ge­rakan yang mengubah situasi sosial yang tidak baik menjadi situasi yang baik, yang telah Anda lakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar