Rabu, 26 November 2014

TAMBAHAN CATATAN UNTUK BAHAN UAS GASAL KELAS XI

ARTI DAN MAKNA GEREJA:
Apa itu Gereja? Apabila pertanyaan tersebut ditujukan kepada Umat katolik sendiri, banyak yang menjawab Gereja sebagai tempat ibadat atau tempat untuk misa agama katolik atau agama kristen lainnya. Ada pula yang menjawab Gereja itu sebuah organisasi rohani atau keagamaan dengan pemimpinnya Paus, Uskup, Imam. Bagi orang-orang non kristen, Gereja sama dengan tempat ibadat orang kristiani, atau bahkan Gereja adalah sebuah lembaga sosial keagamaan warisan bangsa kolonial ratusan tahun silam. Istilah atau kata “Gereja” selain diartikan sebagai sebuah gedung atau tempat orang Kristiani beribadat, juga mengandung pengertian sebagai kumpulan orang-orang yang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus. Gereja sebagai Umat Allah bukanlah pertama-tama organisasi manusiawi, melainkan perwujudan dari karya keselamatan Allah. Arti dan Makna Gereja” menurut ekklesiologi sesudah Konsili Vatikan II adalah Gereja adalah Umat Allah, semua anggota terlibat dalam pewartaan kristus. Gereja Umat Allah berdasarkan pengalaman iman Bangsa Israel dipahami sebagai bangsa terpilih.
“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus”(1Kor.12:12). Kutipan kata-kata santo Paulus kepada jemaat di Korintus tersebut menegaskan bahwa Gereja terdiri dari banyak anggota namun satu kesatuan dalam Kristus. Paham Gereja sebagai Umat Allah mengakui kesamaan martabat dan peran semua anggota Gereja, mereka berbeda dalam hal fungsi dan perannya.
Gereja sebagai persekutuan yang terbuka artinya semua warga Gereja diajak menyadari pentingnya  keterbukaan bagi penganut agama lain.

Cara Hidup Jemaat Perdana (Kisah Para Rasul/Kis.4:32-37)
32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
37 Ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.

Makna Kutipan Kitab Suci Kisah Para Rasul
·         Kitab Suci (Kis 4:32-37) di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap komunitas/persekutuan Umat Perdana. Cara hidup Umat Perdana tersebut tetap relevan bagi kita hingga sekarang. Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal pada waktu itu. Yang pokok ialah bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri sementara yang lain berkekurangan.

Mungkin saja kita tidak dapat menirunya secara harafiah, sebab situasi sosial-ekonomi kita sudah sangat berbeda. Namun, semangat dasarnya dapat kita tiru, yaitu kepekaan terhadap situasi sosial-ekonomis sesama saudara dalam persekutuan Umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja tidak boleh terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah, kegiatan-kegiatan pembinaan iman, tetapi harus juga menyentuh kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya seperti yang sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis Gereja.

KISI-KISI UAS GASAL PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS XI


Para siswa SMA Theresiana ytk, berikut bahan-bahan untuk Ulangan Akhir Semester. Silahkan belajar dari buku cetak dan rangkuman materi yang sudah saya buatkan untuk Anda! Selamat Belajar, Tuhan Memberkati! 

1.      Pengertian Gereja sebagai persekutuan orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus.
2.      Gereja sebagai Umat Allah merupakan perwujudan dari karya keselamatan Allah
3.      Ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah.
4.      ”Arti dan Makna Gereja” menurut ekklesiologi sesudah Konsili Vatikan I
5.      Pengertian Gereja Umat Allah berdasarkan pengalaman iman Bangsa Israel.
6.      Hakikat Gereja sebagai umat Allah
7.      Kutipan Surat Santo Paulus kepada jemaat di Korintus tentang kesatuan gereja Umat Allah.
8.      Kesamaan martabat dan peran semua anggota Gereja.
9.      Pengertian Gereja sebagai persekutuan yang terbuka
10.  Siapa saja orang yang masuk dalam kelompok kaum hierarki?
11.  Sebutkan bentuk-bentuk kegiatan yang menjadi contoh dan tanda bawa Gereja adalah persekutuan yang terbuka.
12.  Jelaskan pengertian sifat Gereja Katolik adalah Satu.
13.  Kepemimpinan gereja katolik secara universal.
14.  Mengapa gereja katolik disebut kudus?15.  Usaha-usaha untuk memperjuangkan kekudusan anggota gereja.
16.  Pengertian Kata Katolik berasal dari bahasa Latin “catholicus”
17.  Apa sumber kekudusan dalam Gereja?18.  Pengertian Gereja bersifat Apostolik.
19.  Pengertian Tradisi Suci.
20.  Sebutkan contoh sikap/tindakan yang merupakan ungkapan iman.
21.  Sikap/cara hidup yang khas dari umat beriman.
22.  Sebutkan tugas-tugas seorang pemuka agama.
23.  Siapa pemimpin tertinggi umat katolik seluruh dunia saat ini
24.  Jelaskan usaha-usaha memaknai kesatuan gereja.
25.  Apa makna sabda Yesus dalam Injil Mat.16: 18.
26.  Siapa pengganti Petrus di jaman sekarang ini.
27.  Siapa Penasehat utama Paus yang bertugas membantu Paus dalam menjalankan tugas pastoralnya.
28.  Apa saja Core Value (nilai inti) yang akan selalu dikembangkan di sekolah-sekolah Theresiana
29.  Sebutkan ciri-ciri orang yang memiliki sukacita dalam dirinya.
30.  Apa pengertian kaum awam dalam Gereja Katolik.
31.  Sebutkan salah satu upaya untuk mengembangkan sikap sukacita dalam diri kita.
32.  Jelaskan akibat dari sikap hidup beragama yang dihayati sebatas melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan.
33.  Apakah sebutan untuk proses pemilihan Paus.
34.  Siapa saja pemuka agama katolik yang termasuk dalam kelompok kaum Hierarki.
35.  Kekhasan tugas dari kaum awam36.  Apa makna sabda Yesus: “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya, selain dibuang dan diinjak orang” (Mat.5: 13).
37.  Contoh sikap keterbukaan gereja terhadap budaya dan istiadat setempat.
38.  Makna tiga kaul atau tiga prasetya para biarawan biarawati
39.  Ciri-ciri orang yang sungguh beriman40.  makna kehidupan dan kehadiran Yesus di dunia.
41.  sikap orang Yahudi terhadap kehadiran dan karya Yesus42.  makna kata-kata Yesus: “Ya Bapa, sekiranya mungkin biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku, tetapi bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”.
43.  Kejadian alam yang menyertai peristiwa ketika Yesus wafat di salib.
44.  Tanda/bukti bahwa Yesus bangkit dari kematian.
45.  Kekhasan kepemimpinan dalam Gereja.
46.  Siapa Pendiri Partai Katolik, yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Selasa 8 November 2011?
47.  Ciri khas dan istimewa Kaum Awam dalam Gereja yakni sifat keduniaannya. Arti pernyataan tersebut adalah48.  Bentuk keterlibatan umat di dalam perayaan ekaristi
49.  Siapa Uskup Keuskupan Agung Jakarta saat ini?
50.  Siapa Uskup Keuskupan Agung Semarang saat ini?51.  Siapan nama Kardinal Indonesia saat ini?52.  Disebut apa petugas yang membantu Romo dalam membagikan komuni pada saat perayaan ekaristi.
53.  Kekhasan cara hidup Umat Perdana yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul  4: 32-37.
54.  Jelaskan gambaran/model Gereja yang terungkap dalam Kisah Para Rasul  4: 32-37?
55.  Jelaskan korelasi/keterkaitan cara hidup Umat Perdana dengan kehidupan umat jaman sekarang.
56.  Sebutkan tindakan konkret yang dapat dilakukan oleh anggota Gereja untuk mewujudkan sifat keterbukaan gereja.
57.  Buatlah sebuah doa yang berisi mengenai ungkapan syukur atas keberagaman agama di Indonesia dan permohonan untuk kesatuan seluruh umat beriman!
58.  Buatlah doa yang berisi ungkapan syukur dan permohonan atas kehadiran dan pelayanan para pemuka agama!59.  Apa saja yang telah dilakukan oleh Bp. Ignatius Joseph Kasimo bagi masyarakat Indonesia?60.  Apakah pekerjaan manusia di dunia ini bisa menjadi sarana untuk mengabdi kepada Tuhan?

Rabu, 24 September 2014

Materi Pokok 3 Pendidikan Religiositas untuk SMA Kelas XII



Materi Pokok 3

BERKORBAN MEMBERI HIDUP


A.    Kompetensi Dasar
Memahami bahwa berkorban itu memberi hidup dan mendorong orang lain melakukan hal yang sama.

B.     Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran peserta didik-siswi dapat:
1.       Menjelaskan makna pengorbanan.
2.       Menjelaskan pengorbanan memberi hidup.
3.       Menjelaskan kedekatan dengan tokoh yang bersedia berkorban men­dorong orang untuk melakukan hal yang sama.
4.       Menjelaskan bahwa Tuhan menghendaki manusia berkorban demi kesejahteraan sesama.
5.       Merancang dan melaksanakan kegiatan pengumpulan buku dan majalah untuk diberikan ke perpustakaan sekolah atau kelurahan sebagai perwujudan sikap berkorban.
6.       Membuat laporan atas kegiatan.

C.    Landasan Pemikiran
Meluangkan waktu untuk kerja bakti, pertemuan RT/RW, menengok tetangga yang sakit, menyapa lebih dahulu orang yang membenci, dan sebagainya, rasanya sudah mulai luntur dalam kehidupan bermasyarakat. Yang lebih dominan adalah sikap dan semangat egoistis dan individualistis ini tidak hanya terjadi di kota besar tetapi sudah merambah di lingkungan pedesaan. Segala bentuk relasi antarmanusia mulai diukur dengan uang, sehingga jangan berharap mendapat pertolongan yang gratis sifatnya, jangan bermimpi ada orang lain mau berkorban.
Berkorban untuk hal-hal sepele saja sulit, apalagi mengorbankan jiwanya untuk orang lain. Mengapa orang sulit berkorban untuk orang lain? Karena orang mempunyai dan meyakini nilai-nilai hidupnya yang mengarah pada kesejahteraan dan kepentingan pribadi atau individual. Nilai-nilai pribadi atau individual ini tampak pada orang yang mementingkan materi, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kepentingan dan kepuasan diri sendiri. Berkorban itu sulit karena orang harus menentang, mengingkari, dan bahkan melepaskan nilai-nilai yang dianutnya. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa pengorbanan memang diperlukan, karena orang itu mementingkan nilai-nilai kebersamaan atau sosial. Orang seperti ini merasa senang dan bahagia kalau sesamanya senang dan bahagia, bahkan kalau perlu orang ini mengorbankan diri demi, kebahagiaan orang lain. Yang menjadi masalah adalah sejauh mana dan dalam kondisi apa pengorbanan perlu dilakukan?
Sikap berkorban yang dilakukan ini tidak jarang dipengaruhi oleh orang lain, khususnya orang yang dekat dengan kita. Orang dapat berkorban karena melihat semangat pengorbanan orang lain, karya yang nyata bagi orang lain, kepekaan menangkap penderitaan orang lain, dan cara hidup orang lain. Dampak yang dapat dirasakan atas keberadaan orang ini adalah menjadi daya dorong dan inspirasi untuk berkorban bagi orang lain!
Ada dua macam pengorbanan yang dapat dilakukan orang. Pertama, pengorbanan yang bernilai horizontal, yaitu perbuatan yang dilakukan untuk keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan orang lain, tanpa pandang bulu, baik suku, agama, ras, golongan dan sebagainya. Misalnya pengorbanan orang tua untuk membesarkan anaknya, pengorbanan pahlawan bangsa demi kemerdekaan negaranya, pengorbanan peserta didik-siswi untuk mengerjakan tugas pada jam kosong, melaksanakan piket. Kedua, pengorbanan yang bernilai vertikal,  yaitu perbuatan untuk mengembangkan cinta ilahi, cinta Tuhan, dalam hidupnya sebagai orang beriman. Kedua nilai pengorbanan ini saling terkait. Orang dapat berkorban bagi sesama kalau orang mencintai Tuhan, sebaliknya orang berkorban demi Tuhan kalau orang mencintai sesamanya. Tampaklah bahwa pengorbanan selalu didasarkan pada cinta, sebagai anugerah Tuhan. Dengan demikian, hidup orang beriman tidak hanya berhenti pada kegiatan ritual keagamaannya, tetapi mengimplementasikan hubungan yang akrab dengan Tuhan itu kepada sesama, khususnya yang menderita.
Praktek pengorbanan yang ada di masyarakat diharapkan berpengaruh pada diri peserta didik-siswi. Barangkali selama ini, dalam kehidupannya sehari-hari, mereka kurang bertanggung jawab terhadap tugas, tidak mau melakukan tugas apalagi mengambil alih tugas temannya karena takut dicap sok suci dan cari muka. Mereka melakukan tugas hanya sebatas kalau ada guru, disuruh guru, dan ada penilaian.
Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari berbagai agama dan kepercayaan tentang berkorban member! hidup. Anda juga dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas wawasan dan pengetahuan Anda.
1. Agama Islam
Pada hakikatnya, kesediaan berkorban bagi ke­pentingan orang lain adalah benih-benih kesufian dari dasar hati manusia yang paling bening. Apabila ini dipupuk dengan keiklasan akan terbentuk kepribadian yang melebihutamakan hak orang lain daripada hak diri sendiri dan melebihunggulkan kewajiban daripada balasan. Dan itulah sinyal-sinyal kehidupan sufah.
Melalui materi pokok ini, peserta didik-siswi diajak menyadari bahwa untuk men-capai hidup yang sejati dibutuhkan suatu pengorbanan. Kalau perlu pe­ngorbanan jiwa sehingga hidupnya akan lebih bermakna, dan orang lain dapat hidup sejahtera.

2. Agama Buddha
Pengorbanan dari dimensi Buddhis, didahului dengan mengambil gambaran Sang Buddha, Sidharta Gotama, yang rela meninggalkan keluarga dan istananya serta haknya untuk menjadi raja demi mencari jalan untuk membebaskan manusia dari penderitaan. Sang Budha adalah putra mahkota dan beristri cantik serta telah mempunyai anak yang manis dan lucu. Betapa berat meninggalkan mereka demi tujuan yang lebih tinggi, yaitu melepaskan manusia dari bermacam penderitaan. Jadilah Sang Budha membawa pencerahan bagi umat manusia.

3. Agama Hindu
Svami Vivekananda berkata, "Bahkan pahlawan atau orang yang telah mencapai ambang batas kebebasan terakhir, ia harus kembali lagi mengayunkan langkahnya membantu saudara-saudaranya yang jatuh atau yang tertinggal di belakang." Orang yang terbesar adalah ia yang mau melepaskan realisasi dirinya dalam rangka menolong orang lain merealisasikan dirinya. Apabila seorang manusia hanyut dalam kemewahan dunia tanpa pengetahuan akan kebenaran, maka ia kehilangan jejaknya. Pada sisi lain, apabila ia mengutuk dunia dan pergi ke hutan, menyiksa dirinya dan membunuh dirinya sendiri perlahan-lahan dengan puasa, membuat hatinya kering, membunuh perasaan-perasaannya, menjadi kasar, keras, dan kering, ia juga menghilangkan jalannya sendiri.

4. Agama Katolik
Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Keuskupan Agung Semarang) mengatakan korban adalah sesuatu yang melekat dalam diri setiap manusia yang rela untuk kehilangan, rela untuk kekurangan, dan rela untuk menunda kebahagiaan. Kesediaan untuk ber­korban dengan menunda kebahagiaan sempit untuk menggapai kebahagiaan yang lebih luas. Karena itu korban mempunyai dua makna, vertikal dan hori­zontal. Secara vertikal berkorban untuk Tuhan dan secara horizontal merelakan diri untuk kebahagiaan manusia seutuhnya. Dalam ajaran agama Katolik, korban berkaitan dengan salib. Melalui salib menuju kebangkitan. Tidak ada kebangkitan tanpa salib yang mempunyai makna dalam rangka proses kebangkitan dan penderitaan untuk kebahagiaan. Contoh teladan terhadap pengorbanan telah diperagakan Yesus yang memberikan diri seutuhnya, mengorbankan diri de-mi keselamatan umat manusia, dan yang kemudian ini menjadi inspirasi keimanan umat-Nya.

      5. Agama Kristen
Tuhan Yesus Kristus mengajarkan bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia harus
1.      Menyangkal dirinya, artinya mengorbankan keakuannya luluh dalam tekad untuk sungguh- sungguh menaati Tuhan lebih dari segalanya;
2.      Memikul salibnya, artinya bersedia berkorban/ menanggung resiko dari segala bentuk ketaatannya kepada Tuhan;
3.      Mengikut Yesus, artinya bersedia mengikuti teladan Kristus dalam mewujudkan kasih-Nya melalui kesediaan diri untuk merendahkan diri dan berkorban bagi keselamatan banyak orang.
Siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barang siapa kehilangan nyawanya karena Yesus dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya.

Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas !

  1. Jelaskan makna pengorbanan!
  2. Jelaskan bahwa pengorbanan memberi hidup!
  3. Jelaskan bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan orang yang bersedia berkorban
    memberi daya kehidupan!
  4. Jelaskan bahwa Tuhan menghendaki manusia berkorban untuk sesamanya!
  5. Menurut agama Islam  benih-benih kesufian menurut agama Islam !
  6. Tunjukkan buktinya bahwa Buddha membawa pencerahan bagi umat manusia !
  7. Sebutkan pengertian korban menurut Mgr. Ignatius Suharyo (Uskup Keuskupan Agung Semarang) !
  8. Sebutkan  3 hal utama syarat mengikuti Yesus menurut agama Kristen !
  9. Jelaskan pemahaman ”orang terbesar” menurut agama Hindu !