ARTI DAN
MAKNA GEREJA:
Apa itu Gereja? Apabila pertanyaan tersebut ditujukan
kepada Umat katolik sendiri, banyak yang menjawab Gereja sebagai tempat ibadat
atau tempat untuk misa agama katolik atau agama kristen lainnya. Ada pula yang
menjawab Gereja itu sebuah organisasi rohani atau keagamaan dengan pemimpinnya
Paus, Uskup, Imam. Bagi orang-orang non kristen, Gereja sama dengan tempat
ibadat orang kristiani, atau bahkan Gereja adalah sebuah lembaga sosial keagamaan
warisan bangsa kolonial ratusan tahun silam. Istilah atau
kata “Gereja” selain diartikan sebagai sebuah gedung atau tempat orang
Kristiani beribadat, juga mengandung pengertian sebagai kumpulan orang-orang yang percaya dan beriman kepada Yesus
Kristus. Gereja sebagai Umat Allah bukanlah pertama-tama organisasi
manusiawi, melainkan perwujudan dari karya keselamatan Allah. Arti dan Makna Gereja” menurut ekklesiologi
sesudah Konsili Vatikan II adalah Gereja adalah Umat
Allah, semua anggota terlibat dalam pewartaan kristus. Gereja Umat Allah berdasarkan pengalaman iman Bangsa Israel
dipahami sebagai bangsa terpilih.
“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya
banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh,
demikian pula Kristus”(1Kor.12:12). Kutipan kata-kata santo Paulus kepada
jemaat di Korintus tersebut menegaskan bahwa Gereja terdiri dari banyak anggota namun satu kesatuan dalam
Kristus. Paham Gereja
sebagai Umat Allah mengakui kesamaan martabat dan peran semua anggota Gereja,
mereka berbeda dalam hal fungsi dan perannya.
Gereja sebagai persekutuan yang terbuka artinya semua warga
Gereja diajak menyadari pentingnya keterbukaan bagi penganut agama lain.
Cara Hidup Jemaat
Perdana (Kisah Para Rasul/Kis.4:32-37)
32 Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa,
dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah
miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
33 Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang
kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang
melimpah-limpah.
34 Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka, karena
semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan
hasil penjualan itu mereka bawa
35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan
kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
36 Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas,
artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus.
37 Ia menjual ladang miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya
di depan kaki rasul-rasul.
Makna Kutipan Kitab Suci Kisah Para
Rasul
·
Kitab Suci (Kis 4:32-37) di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap
komunitas/persekutuan Umat Perdana. Cara hidup Umat Perdana tersebut tetap
relevan bagi kita hingga sekarang. Kebersamaan dan menganggap semua adalah
milik bersama mengungkapkan persahabatan yang ideal pada waktu itu. Yang pokok
ialah bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun
menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri sementara yang lain berkekurangan.
Mungkin saja kita tidak dapat menirunya secara harafiah,
sebab situasi sosial-ekonomi kita sudah sangat berbeda. Namun, semangat
dasarnya dapat kita tiru, yaitu kepekaan terhadap situasi sosial-ekonomis
sesama saudara dalam persekutuan Umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja
tidak boleh terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah,
kegiatan-kegiatan pembinaan iman, tetapi harus juga menyentuh kehidupan sosial,
ekonomi, politik, dan budaya seperti yang sekarang digalakkan dalam Komunitas
Basis Gereja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar