Materi Pokok 4
IMAN MEMBARUI HIDUP
SOSIAL
Memahami bahwa iman membarui hidup sosial
B. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran peserta
didik-siswi dapat:
1.
Mendeskripsikan situasi hidup sosial yang memprihatinkan.
2.
Mengidentifikasi contoh usaha-usaha pembaruan hidup
sosial.
3. Menjelaskan peranan
iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial.
4. Menjelaskan bahwa
kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan memberi daya atau kekuatan rohani untuk
membarui hidup sosial.
5. Merancang dan
melaksanakan sebuah gerakan yang mengubah situasi sosial di lingkungan sekitar.
6.
Membuat laporan
atas kegiatan.
C. Landasan Pemikiran
Tidak dapat dipungkiri
bahwa hasil pembangunan yang sangat maju sudah merambah di segala bidang
kehidupan masyarakat, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek), baik di sektor telekomunikasi, pengolahan pangan, produksi sandang,
pembangunan gedung dan sebagainya. Kemajuan ini tentu membawa dampak positif
dan negatif bagi manusia. Dampak positif itu, antara lain:
1.
Membawa orang
lebih dekat kepada Tuhan.
2.
Mendekatkan orang
yang satu dengan yang lain berkat keajaiban alat komunikasi dan transportasi.
3.
Menciptakan
kemudahan untuk memperoleh sandang, pangan, dan berbagai kesenangan.
Selain dampak positif itu, ada
dampak yang memprihatinkan, antara lain:
1.
Bidang politik: birokrasi berbelit-belit, kepentingan pribadi
atau golongan berada di belakang keputusan politik, merosotnya supremasi hukum,
dan sebagainya.
2.
Bidang ekonomi: pengangguran, eksploitasi tenaga kerja
anak, kemiskinan, melebarnya jurang kaya-miskin, utang negara menumpuk, dan sebagainya.
3.
Bidang sosial budaya: urbanisasi, enggan bekerja kasar,
konsumerisme, tingginya tindak kriminalitas, paternalisme, mentalitas KKN, dan
sebagainya.
4.
Bidang agama: kemerosotan moral, penghayatan iman secara
sempit, pengabaian nilai-nilai keagamaan, dan sebagainya.
Sebagian besar masyarakat kita merupakan masyarakat transisi, yakni dari
masyarakat tradisional ke masyarakat industri dan komunikasi modern, dengan
akibat segi material lebih dominan daripada segi spiritual; berkembang sikap
individualistis, materialistis, konsumeristis, dan hedonistis; timbul
pendangkalan atau krisis nilai, disorientasi hidup, keserakahan,
kesewenang-wenangan yang menginjak-injak martabat pribadi dan sebagainya.
Berhadapan dengan kenyataan semacam ini, iman ditantang untuk memainkan peranan
yang penting.
Selain itu, usaha untuk menciptakan masyarakat madani (civil society) atau
masyarakat warga negara bukan hal yang mudah untuk dilakukan, perlu kemauan dan
perjuangan yang panjang untuk meraihnya. Munculah berbagai gerakan baik yang bersifat
pribadi maupun kelompok, yang berkepentingan untuk menjawab terwujudnya
masyarakat madani tersebut, dan gerakan ini tidak memperhitungkan perbedaan
latar belakang orang atau kelompok. Misalnya, YSS (Yayasan Sosial
Soegijapranata), WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), SPPQT (Serikat
Paguyuban Petani Qariyah Thayyibah), Gerakan Kemanusiaan Tragedi Sampit, GEMARI
(Forum Dialog Generasi antar Iman), FPUB (Forum Persaudaraan Umat Beriman)
Yogyakarta, Komunitas Tikar Pandan, dan sebagainya. Gerakan-gerakan yang ada
ini dimaksudkan untuk mengupayakan terwujudnya masyarakat madani. Masyarakat madani,
yang memiliki aneka perbedaan tetapi hidup dalam kebersamaan, tidak mungkin
terbentuk tanpa prinsip toleransi atas pluralisme, yang mengakui dan menerima
kenyataan adanya kemajemukan dalam masyarakat. Pengakuan dan penerimaan ini
harus diteruskan dengan sikap positif, sehingga kemajemukan diterima bukan
sebagai kerugian dan beban, tetapi sebagai keuntungan dan kekayaan. Di sini,
pluralisme dipahami sebagai ikatan atas keanekaragaman yang dibingkai dalam
keberadaban.
Masyarakat madani menuntut adanya hubungan saling menghormati dan
menghargai satu sama lain dalam masyarakat. Kesepakatan - kesepakatan harus
dibina dalam mengusahakan pembangunan masyarakat madani, khususnya membela
golongan lemah, menggairahkan perbuatan baik untuk sesama, dan menguatkan sikap
saling pengertian antara semua warga. Dalam masyarakat madani (civil
society) ada hak asasi manusia (civil rights) dan kebebasan manusia (civilliberties),
yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Civil rights menunjuk
pada pengertian bahwa negara menjamin warga negara memperoleh perlindungan
hukum dan kesempatan yang sama untuk melaksanakan hak-hak kewarganegaraannya
dan mengambil bagian dalam kehidupan nasional tanpa memandang ras, agama, jenis
kelamin, dan sebagainya. Civilliberties menunjuk pada pengertian bahwa negara
menjamin kebebasan berbicara, pers, agama, proses hukum, dan pembatasan atas
kekuasaan negara untuk mencegah terjadinya pengekangan atau pendiktean atas
kegiatan-kegiatan individu.
Ajaran agama dan kepercayaan bukan hanya teori yang merumuskan iman, tetapi
mengarahkan perilaku orang beriman untuk melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan dalam hidup sehari-hari, baik secara individu maupun kelompok,
sebagai wujud konkret imannya dan tanggung jawabnya sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Betapa pentingnya setiap agama dan kepercayaan, terutama umat dan
pemukanya, memiliki pengertian, kepekaan, kesadaran, dan pengetahuan tentang
keadaan masyarakat, khususnya masalah-masalah sosial. Orang beriman diharapkan
berani membarui masalah-masalah sosial yang ada, karena kedekatannya dengan
Tuhan yang menjadi pendorong atau kekuatan melakukan tindakan tersebut. Orang
beriman diharapkan berani mempertanggungjawabkan iman, harapan, dan kasihnya,
baik kepada orang lain maupun di hadapan Tuhan. Dengan demikian, orang beriman
diharapkan mewujudkan imannya secara konkret dalam hidup sehari-hari, yang
tampak dalam:
1. Keterlibatan langsung
dengan masalah-masalah sosial yang memprihatinkan.
2. Keberanian untuk
memberikan kesaksian akan nilai-nilai luhur kehidupan, misalnya cinta kasih,
perdamaian, keadilan, saling menghormati, menghargai hak milik, dan sebagainya.
3. Keberanian untuk
menanggung risiko karena perjuangannya memulihkan martabat manusia.
Menolong siapapun, tanpa memandang latar belakangnya. Berikut ini disajikan beberapa pandangan dari
berbagai agama dan kepercayaan tentang imanmem-barui hidup sosial. Anda
juga dapat membaca sumber-sumber lain yang sesuai dengan tema untuk memperluas
wawasan dan pengetahuan Anda :
1.
Agama Islam
Islam menghendaki agar masyarakat manusia itu
hidup aman, tenteram dan damai, serta sejahtera baik lahir maupun batin di
bawah naungan Ilahi. Agar kehendak yang
mulia tersebut terwujud, sudah tentu setiap anggota dalam masyarakat,
terlebih-lebih para pemimpinnya, harus melaksanakan tugas dan kewajiban hidup
bermasyarakat dengan sebaik-baiknya.
- Agama Katolik
Kristus
mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya. Baik laki-laki maupun
perempuan diinisiasikan ke dalam perjanjian baru dengan satu upacara yang sama,
yakni pembaptisan, sehingga boleh mengambil bagian dalam perjamuan ekaristi
secara sama sederajat. Inilah perubahan-perubahan faktual, dengan konsekuensi
yang amat besar. Karena kita semua satu dalam Kristus, maka setiap orang dapat
melihat dirinya dicerminkan dalam Kristus. Apa pun status sosial kita atau
warna kulit kita atau asal-usul kita, Kristus telah menjadi ciptaan baru .
4.
Agama Kristen
Setiap orang yang telah belajar mengenal
Kristus, dan menerima pengajaran di dalam Dia, mengenakan manusia baru yang
telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang
sesungguhnya, yaitu
1.
Membuang dusta dan berkata yang
benar seorang kepada yang lain;
2.
Apabila marah tidak berbuat dosa
dan tidak menyimpan kemarahan;
3.
Tidak lagi suka mencuri tetapi
bekerja keras supaya dapat membagi sesuatu kepada
orang yang
berkekurangan;
4.
Menjaga mulutnya agar tidak
mengeluarkan kata-kata yang kotor, tetapi perkataan
yang baik dan
membangun;
5.
Membuang segala kepahitan,
kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah serta
segala
kejahatan,
6.
Ramah seorang terhadap yang lain,
penuh kasih mesra dan saling mengampuni.
5.
Agama Hindu
Para dewa tidak menghendaki kelaparan itu
menjadikan kita mati. Orang yang makan yang baik-baik itu tak akan ditimpa
kematian dalam berbagai bentuk. Orang yang murah hati, tidak akan merana,
sedangkan yang tidak suka berderma tidak akan mendapatkan yang suka padanya.
Orang yang mempunyai makanan, ketika seseorang
yang memerlukannya datang minta makanan untuk dimakan dalam keadaan
menyedihkan, ia bersikap kaku terhadapnya bahkan pula terhadap orang tua yang
datang untuk minta ditolong, maka orang-orang yang demikian itu tidak akan
mendapatkan teman yang suka padanya.
6.
Agama Buddha
Kemajuan sosial (Silabhavana)
adalah perkembangan hubungan dan lingkungan sosial antarma-nusia yang baik. Hal
ini bisa diperoleh apabila seseorang melaksanakan peraturan (sila) dan
mengikuti ajaran Budha dalam hal mewujudkan keadilan sosial. Kehidupan lintas
budaya dapat menimbulkan permasalahan penyempitan dan pemiskinan cakrawala
wawasan agama seseorang. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain bagi setiap
umat Budha untuk mendorong dan memperkuat dirinya masing-masing dalam keyakinan
Dhama.
Budha Dhama mengajarkan kepada kita untuk melayani
orang banyak, sebagai perjuangan dan pengabdian kita untuk meringankan
penderitaan umat manusia, untuk mengembangkan kehidupan beragama dan disiplin
keagamaan. Dengan melaksanakan kebajikan-kebajikan tersebut bukan saja berarti
hidup baik dan agamis tetapi juga berarti menolong kepada sesama untuk bisa
hidup damai dan sejahtera. Melaksanakan kebajikan ini adalah tujuan yang harus
dapat kita capai demi keberhasilan kita dalam menghayati dan mengamalkan agama.
Dalam kehidupannya sehari-hari, peserta didik-siswi dirasa
kurang peduli terhadap masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya, misalnya
kecenderungan bersikap diam, tidakmau tahu, dan bahkan merasa terbebani
hidupnya bila membantu teman yang mengalami kesulitan, menghapus budaya
menyontek, terlibat aksi donor darah, mencegah perkelahian pelajar,
pemberan-tasan narkoba.
Melalui materi pokok ini, mereka diajak untuk menyadari bahwa
kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan akan menimbulkan daya atau kekuatan
untuk terlibat dalam membarui keadaan sosial yang memprihatinkan.
Latihan
I. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan uraian yang jelas !
- Sebutkan
situasi sosial yang memprihatinkan di masyarakat!
- Sebutkan
usaha Anda untuk membarui hidup pribadi!
- Jelaskan
peranan iman dalam menumbuhkan gerakan pembaruan sosial!
- Jelaskan
bahwa kedekatan hubungan pribadi dengan Tuhan membawa daya rohani untuk membarui
hidup sosial!
- Sebutkan
dampak positif dari kemajuan IPTEK !
- Sebutkan
dampak negative dari kemajuan IPTEK !
- Bagaiaman
cara umat beragama Islam mewujudkan kedamaian ?
- Sebutkan
usaha Kristus yang mendatangkan perubahan revolusioner pada zamannya
- Jelaskan
arti dari Kemajuan sosial (Sila-bhavana) dalam agama Budha !
- Buatlah penilaian atau tanggapan atas gerakan yang mengubah situasi sosial yang tidak baik menjadi situasi yang baik, yang telah Anda lakukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar