PERAN HIERARKI DAN KAUM AWAM DALAM GEREJA
PENGERTIAN
DAN PERAN HIERARKI
Kata “Hierarki” berasal dari bahasa Yunani hierarchy yang
berarti “asal usul suci atau tata susunan”. Menurut ajaran resmi Gereja
Katolik, susunan, struktur hierarki sekaligus merupakan hakikat kehidupannya
juga. Maka dari itu dalam himpunan yang tersusun secara hierarkis yaitu para
Rasul telah berusaha mengangkat para pengganti mereka. Struktur Hierarkis
Gereja yang sekarang terdiri dari dewan para Uskup dengan Paus
sebagai kepalanya, dan para Imam serta
Diakon sebagai pembantu Uskup. Para Uskup pengganti para Rasul yang
dipimpin oleh Paus pengganti Petrus bertugas melayani, menggembalakan jemaat
(bdk. Yoh 21: 15-19) bersama para pembantu mereka, yakni para Imam dan Diakon.
Sebagai wakil Kristus, mereka memimpin kawanan yang mereka gembalakan (pimpin),
sebagai guru dalam ajaran, Imam dalam ibadat suci, dan pelayan dalam bimbingan.
Uskup
Pada dasarnya Paus
adalah seorang Uskup. Paus adalah pemimpin/kepala Dewan Uskup. Seorang
Uskup selalu berkarya dalam persekutuan dengan para Uskup lain dan mengakui Paus sebagai kepala. Karya seorang
Uskup adalah “menjadi asas dan dasar kelihatan bagi kesatuan dalam Gereja-Nya
(LG 23). Tugas pokok Uskup di tempatnya sendiri adalah pemersatu. Tugas hierarki
yang pertama dan utama adalah mempersatukan dan mempertemukan umat. Tugas ini
dapat disebut tugas kepemimpinan dari para Uskup “dalam arti sesungguhnya
disebut pembesar umat yang mereka bimbing”
Para
Imam: adalah Wakil Uskup
Di setiap jemaat setempat dalam arti tertentu, mereka
menghadirkan Uskup. “Para Imam dipanggil melayani umat Allah sebagai pembantu
arif bagi badan Uskup, sebagai penolong dan organ mereka “(LG 28). Tugas
konkret para Imam sama seperti Uskup. Mereka ditahbiskan pertama-tama untuk
mewartakan Injil (lih. PO 4) dan menggembalakan umat.
Diakon:
pelayan, hierarki tingkat yang lebih rendah
Ditumpangi tangan bukan untuk Imamat tetapi untuk
pelayanan (LG 29). Mereka ini juga pembantu Uskup, tetapi tidak mewakili. Para
Diakon adalah pembantu Usk-up dengan tugas terbatas. Dengan kata lain Diakon
adalah pembantu khusus Uskup, sedangkan Imam adalah pembantu umum Uskup.
Kardinal:
Kardinal bukan jabaran hierarkis dan tidak termasuk
struktur hierarkis. Kardinal adalah penasehat dan membantu Paus dalam tugas
reksa harian seluruh Gereja. Mereka membentuk suatu dewan Kardinal. Jumlah
dewan yang berhak memilih Paus dibatasi 120 orang di bawah usia 80 tahun.
Seorang Kardinal dipilih oleh Paus secara bebas.
Fungsi
Khusus Hierarki
Seluruh umat Allah mengambil bagian di dalam tugas
Kristus sebagai nabi (mengajar), Imam (menguduskan), dan Raja (menggembalakan).
Pada kenyataannya umat tidak seragam, maka Gereja mengenal pembagian tugas tiap
komponen umat (hierarki, biarawan/biarawati, dan Awam). Menjalankan tugas
dengan cara yang berbeda. Berdasarkan keterangan yang telah diungkapkan di
atas, fungsi khusus hierarki adalah:
- Menjalankan
tugas Gerejani, yakni tugas-tugas yang langsung dan eksplistis menyangkut
kehidupan beriman Gereja, seperti: pelayanan sakramen-sakramen, mengajar, dan
sebagainya.
- Menjalankan
tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman. Hierarki mem-persatukan umat dalam
iman dengan petunjuk, nasihat, dan teladan.
Corak
Kepemimpinan dalam Gereja
-
Kepemimpinan dalam Gereja merupakan suatu panggilan
khusus di mana campur tangan Tuhan merupakan unsur yang dominan. Kepemimpinan
Gereja tidak diangkat oleh manusia berdasarkan bakat, kecakapan, atau prestasi
tertentu. Kepemimpinan dalam Gereja tidak diperoleh oleh kekuatan manusia
sendiri. “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.”
Kepemimpinan dalam masyarakat dapat diperjuangkan oleh manusia, tetapi
kepemimpinan dalam Gereja tidaklah demikian.
-
Kepemimpinan dalam Gereja bersifat mengabdi dan
melayani dalam arti semurni-murninya, walaupun ia sungguh mempunyai wewenang
yang berasal dari Kristus sendiri.
-
Kepemimpinan gerejani adalah kepemimpinan melayani,
bukan untuk dilayani, sebagaimana yang ditunjukkan oleh Yesus sendiri. Maka
Paus disebut sebagai “Servus Servorum
Dei”=hamba dari hamba-hamba Allah.
-
Kepemimpinan hierarki berasal dari Tuhan, maka tidak
dapat dihapuskan oleh manusia. Kepemimpinan dalam masyarakat dapat diturunkan
oleh manusia, karena ia memang diangkat dan diteguhkan oleh manusia.
PENGERTIAN
DAN PERAN KAUM AWAM
Istilah “Awam” diterjemahkan dari kata Yunani “Laikos”
yang berarti bukan ahli.Dalam kaitan dengan kehidupan agama Yahudi, kelompok
“Awam” adalah anggota umat yang bukan golongan Imam atau Levit yang terkenal
sebagai ahli Kitab Suci (Taurat). Kompendium Ajaran Sosial Gereja menjelaskan
bahwa “ciri khas hakiki
Kaum Awam beriman yang bekerja di kebun anggur Tuhan
(bdk.Mat 20:1-16) adalah corak sekular dari kemuridan mereka sebagai orang
Kristen, yang justru dilaksanakan di dalam dunia”. Fakta dalam kehidupan gereja,
bagian terbesar dalam Gereja adalah Kaum Awam. Kaum Awam dalam
gereja tidak menjalankan tugas pelayanan suci atau menerimakan
sakramen-sakramen, melainkan menghayati panggilan hidunya dengan cara menjalankan tugas-tugas sesuai dengan peran atau pekerjaannya. Tokoh kaum
awam Katolik yang menjadi teladan dalam perannya di masyarakat adalah Ignatius
Joseph Kasimo (buku cetak hlm.47). Melalui Partai Katolik yang didirikannya IJ. Kasimo
bersaksi bahwa iman katolik adalah iman yang harusnya menggema dalam hidup
bermasyarakat sehari-hari. IJ. Kasimo melihat politik sebagai sebuah sarana
perjuangan yang harus dilaksanakan dengan menjunjung kemanusiaan dan
kesejahteraan masyarakat.
“Yang dimaksud dengan istilah Awam
disini ialah semua orang beriman kristiani kecuali mereka yang termasuk
golongan Imam atau status religius yang diakui dalam Gereja. Jadi kaum beriman
kristiani, yang berkat babtis telah
menjadi anggota tubuh Kristus, terhimpun menjadi Umat Allah, dengan cara mereka
sendiri ikut mengemban tugas Imamat, kenabian dan rajawi Kristus, dengan
demikian sesuai dengan kemampuan mereka melaksanakan perutusan segenap Umat
kristiani dalam
Gereja dan di dunia. Ciri khas dan
istimewa Kaum Awam yakni sifat keduniaannya. Sebab mereka yang termasuk golongan
Imam, meskipun kadang-kadang memang dapat berkecimpung dalam urusan-urusan
keduniaan, juga dengan mengamalkan profesi keduniaan, berdasarkan panggilan
khusus dan tugas mereka terutama diperuntukkan bagi pelayanan suci. Sedangkan
para religius dengan status hidup mereka memberi kesaksian yang cemerlang dan
luhur, bahwa dunia tidak dapat diubah dan dipersembahkan kepada Allah, tanpa
semangat Sabda bahagia. Berdasarkan panggilan mereka yang khas, Kaum Awam wajib
mencari kerajaan Allah, dengan mengurusi hal-hal yang fana dan mengaturnya
seturut kehendak Allah. Mereka hidup dalam dunia, artinya: menjalankan segala
macam tugas dan pekerjaan duniawi, dan berada ditengah kenyataan biasa hidup
berkeluarga dan sosial. Hidup mereka kurang lebih terjalin dengan itu semua. Di
situlah mereka dipanggil oleh Allah, untuk menunaikan tugas mereka
sendiri dengan dijiwai semangat Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa
sumbangan mereka demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam. Begitulah mereka
memancarkan iman, harapan dan cinta kasih terutama dengan kesaksian hidup
mereka, serta menampakkan Kristus kepada sesama. Jadi tugas mereka yang
istimewa yakni: menyinari dan mengatur semua hal-hal fana, yang erat-erat
melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu terlaksana dan
berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemuliaan Sang Pencipta dan Penebus”.
Terima kasih untuk rangkumannya
BalasHapus