RANGKUMAN MATERI
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS XII
KOMPETENSI DASAR
1.1.
Menghayati panggilan hidupnya sebagai
umat Allah (Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut
2.1.
Berperilaku tanggung jawab pada panggilan hidupnya sebagai umat Allah
(Gereja) dengan menentukan langkah yang tepat dalam menjawab panggilan hidup tersebut
3.1
Memahami panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan
langkah yang tepat dalam menjawab
panggilan hidup tersebut
4.1
Melaksanakan panggilan hidupnya sebagai umat Allah (Gereja) dengan menentukan
langkah yang tepat dalam menjawab
panggilan hidup tersebut
A.
PEMAKNAAN HIDUP
Manusia pada hakikatnya
diciptakan oleh Allah yang Maha Kuasa dengan segala rencana-Nya, yakni karya
keselamatan dalam hidupnya. Manusia menjadi objek dan subjek dari rencana Tuhan
itu. Oleh karena itu, pribadi manusia mempunyai peran sentral bagi terwujudnya
Kerajaan Allah. Dengan demikian manusia dipanggil untuk ikut serta bekerja bersama
Allah, mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Itulah makna dari
panggilan hidup manusia.
Sejak awal mula, manusia
diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, memiliki kesempurnaan yang paling tinggi di banding
mahkluk ciptaan yang lain. Itu menunjukkan bahwa manusia adalah harta
kesayangan Allah, mahkluk paling sempurna, dipanggil dan diikutsertakan dalam
karya Allah, yakni mengembangkan dan menyempurnakan kehidupan. Oleh karena itu,
hidup manusia semata-mata merupaka anugerah Allah yang harus
dipertanggungjawabkan. Ada tiga kategori bentuk pertanggungjawaban atas hidup
manusia, yakni mempertahankan hidup (menghormati, menjaga, merawat, memelihara
hidup), memaknai hidup (berperanan, aktivitas, karya, pelayanan) dan mengembangkan
hidup (mencapai kemajuan, prestasi, belajar tiada henti). Pada
prinsipnya, hidup yang merupakan anugerah itu harus disyukuri dan
dipertanggungjawabkan sebaik-baiknya. Sebagaimana diungkapkan oleh Santo Paulus
dalam suratnya kepada Jemaat di Roma (Rom.14: 10-12) sebagai berikut:
10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi
saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua
harus menghadap takhta pengadilan Allah. 11 Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup,
demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan
semua orang akan memuliakan Allah." 12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan
memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
|
Simaklah
syair lagu “Masih ada Waktu” (Ebiet G Ade) berikut ini:
Bila masih mungkin
kita menorehkan batin,atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas,
Mumpung masih ada
kesempatan buat kita, Mengumpulkan doa perjalanan abadi.
Kita mesti ingat tragedi
yang memilukan, Kenapa harus mereka yang pergi menghadap
Tentu ada hikmah yang
harus kita petik,Atas nama jiwa mengheningkan cipta.
**. Kita meski bersyukur, Bahwa kita masih di beri waktu, Entah
sampai kapan, Tak ada yang dapat menghitung
Hanya atas kasihNya, Hanya atas kehendakMu,Kita masih bertemu
matahari, Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang, Kita dapat mencoba meminjam
catatannya
Sampai kapan kita berada, Waktu yang masih tersisa,Semuanya
menggeleng, Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti,Yang terbaik hanyalah segeralah
bersujud, Mumpung kita masih diberi waktu
(kembali ke **)
Syair lagu tersebut mengingatkan
kita bahwa hidup ini hanyalah sementara, dan merupakan kesempatan untuk
“mengumpulkan bekal” menuju kehidupan yang bersifat abadi. Kita perlu menyadari
bahwa antara kelahiran (awal hidup) dan kematian (akhir hidup) terdapat
kenyataan, peluang/kesempatan, tawaran, kemungkinan dan segala dinamika yang
amat komplek dalam hidup ini. Itulah moment kehidupan yang perlu kita isi dan
kita maknai sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada Sang Pencipta. Dalam
rangka pemaknaan hidup, kita dapat menentukan sikap, pilihan atau komitmen
terkait dengan status hidup maupun bidang profesi atau karier. Pilihan itu kita
tempatkan dalam rangka menanggapi panggilan Tuhan. Untuk menanggapi panggilan
hidup inilah, kita akan mengenal dan memahami panggilan hidup berkeluarga,
panggilan hidup membiara dan panggilan karya/profesi.
Pendalaman Refleksi:
1.
Apakah maksudnya bahwa hidup ini adalah anugerah?
2.
Hidup yang adalah anugerah ini harus
dipertanggungjawabkan kepada sang Pemberi Hidup. Jelaskan dan beri contoh
bentuk-bentuk pertanggungjawaban atas hidup ini!
3.
Jelaskan apa yang dimaksud Panggilan Hidup?
4.
Sebagai gambaran awal, cobalah uraikan kehidupan
seperti apa yang ingin kamu jalani! Cita-cita, mimpi, harapan seperti apa
yang ingin kamu capai dalam kehidupanmu!
|
Sumber:
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Siswa, 2015.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Guru, 2015.
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Siswa, 2015.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII, Buku Guru, 2015.
Artikel bagus pak :D
BalasHapusJos pak :v :3
BalasHapus